Sabtu, 23 Desember 2017

Cara Hitung Margin Laba Kotor

Laba kotor merupakan selisih sederhana dari pendapatan yang diterima dari barang yang dijual oleh perusahaan Anda dengan biaya produksi barang tersebut. Margin laba kotor adalah rasio laba kotor terhadap total pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Margin laba kotor merupakan cara yang cepat dan berguna untuk membandingkan perusahaan Anda dengan pesaing atau keuntungan rata-rata industri. Angka ini juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi perusahaan saat ini dengan kinerja di masa lalu, khususnya di pasar dengan fluktuasi harga barang yang signifikan.


Bagian 1, Menghitung Margin Laba Kotor

1. Periksa Pendapatan Bersih dan Harga Pokok Penjualan. Laporan pendapatan perusahaan memiliki kedua nilai di atas.

2. Margin Laba Kotor = (Pendapatan Bersih - Harga Pokok Penjualan) ÷ {Pendapatan Bersih).


3. Contoh. Perusahaan menghasilkan Rp400.000.000 dari penjualan barang yang membutuhkan biaya produksi sebesar Rp300.000.000. Margin laba kotornya adalah 25%.


Bagian 2, Memahami Istilah

1. Pahami Margin Laba Kotor. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin atau disingkat GPM) merupakan persentase sisa pendapatan setelah dikurangi biaya produksi barang. Seluruh pengeluaran lain (termasuk laba pemegang saham) harus diambil dari persentase ini. Karenanya, GPM merupakan indikator keuntungan yang baik.

2. Definisikan Pendapatan Bersih. Pendapatan bersih suatu perusahaan merupakan jumlah total penjualan dikurangi laba, cadangan untuk barang rusak, dan potongan harga. Ini adalah pengukuran pendapatan yang lebih akurat dibandingkan jumlah total penjualan saja.

3. Hitung Harga Pokok Penjualan. Disingkat HPP, angka ini mencantumkan biaya material, tenaga kerja, dan pengeluaran lain yang terkait langsung dengan produksi barang atau jasa. Biaya distribusi, tenaga kerja yang tidak terkait dengan proses produksi atau biaya tidak langsung lainnya "tidak" termasuk HPP.

4. Jangan keliru membedakan Laba Kotor dengan GPM. Laba Kotor adalah Pendapatan Bersih dikurangi Harga Pokok Penjualan. Jumlah ini dinyatakan dalam rupiah atau unit mata uang lainnya. Formula di atas mengubah Laba Kotor menjadi GPM dalam bentuk persentase untuk perbandingan mudah dengan perusahaan lain.

5. Pahami mengapa angka-angka ini penting. Investor melihat Margin Laba Kotor untuk mengetahui efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber daya. Jika suatu perusahaan memiliki GPM sebesar 10% dan perusahaan kedua bermargin laba 20%, perusahaan kedua menghasilkan dua kali lipat pendapatan per rupiah yang dikeluarkan untuk produksi barang. Dengan asumsi biaya-biaya lain kurang lebih sama antara kedua perusahaan, perusahaan kedua mungkin memberi peluang investasi yang lebih baik.
Paling baik jika Anda membandingkan perusahaan di sektor yang sama. Beberapa jenis barang dan jasa memiliki margin laba di bawah rata-rata dibandingkan jenis lain.

Tips
Margin laba kotor bukanlah sebuah gambaran lengkap tentang perusahaan Anda. Angka ini belum memperhitungkan akun biaya operasional atau biaya tidak langsung seperti biaya pemakaian listrik, air, biaya sewa, gaji karyawan, dan biaya asuransi. Hitunglah laba bersih perusahaan Anda dengan mengurangi biaya-biaya operasional dari laba kotor. Anda dapat menghitung margin laba bersih dengan membagi angka laba bersih dengan total pendapatan perusahaan Anda.
Perhitungan margin laba kotor juga dapat dilakukan untuk masing-masing produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan Anda. Angka ini sangat berguna dalam menentukan produk atau jasa yang paling menguntungkan, atau untuk menghentikan penjualan produk/jasa tertentu.

Sumber :
http://www investinganswers com/financial-dictionary/ratio-analysis/gross-profit-margin-2076
http://www investopedia com/terms/n/netsales.asp

Cara Menyampaikan Presentasi Penjualan yang Baik

Menyampaikan ide dan melakukan penjualan secara efektif itu bisa berasa menakutkan dan berat. Mulai dari mana? Bagaimana mendekati si prospek? Harus bilang apa dahulu? Dengan mengenali audiens, menyusun presentasi, dan kemudian menyampaikannya dengan percaya diri, Anda bisa melakukan penjualan dan membangun hubungan yang baik dengan pelanggan.

Bagian 1, Mengenali Audiens Anda

1. Pelajari audiens Anda. Pastikan Anda mengenali sejauh mungkin tentang perusahaan atau individu yang akan menjadi audiens presentasi penjualan Anda.
Cari tahu apa persisnya yang dibutuhkan oleh bisnis para audiens dan apa hubungannya ke produk atau jasa yang akan Anda tawarkan. Apa keuntungannya bila mereka bekerja sama dengan Anda?

2. Temui orang yang tepat. Orang yang bisa memutuskan untuk memakai produk atau jasa Anda adalah orang yang semestinya mendengar presentasi Anda. Cari tahu siapa yang memutuskan perihal pengadaan inventaris atau pemakaian jasa pada perusahaan tersebut.

3. Atur janji dengan pelanggan Anda. Bila sudah menentukan siapa orang yang paling pantas untuk mendengar presentasi Anda, maka aturlah janji dengannya. Cari waktu yang paling nyaman untuk orang tersebut.
Perhitungkan juga waktu pemesanan yang diperlukan pelanggan untuk mendapatkan produk Anda, atau kapan mereka memerlukan jasa Anda. Contoh: jika Anda menjual produk yang berhubungan dengan liburan, tak perlu menunggu awal bulan Desember baru mulai menjual.

4. Ketahui seberapa lama Anda bisa melakukan presentasi. Jika sudah berhasil membuat janji temu, konfirmasikan juga berapa lama waktu pertemuan itu. Buatlah minimal 30 menit. Presentasi Anda takkan berlangsung selama itu juga tetapi Anda harus meluangkan waktu untuk diskusi sesudahnya.


Bagian 2, Menyusun Presentasi Anda

1. Kenali produk dan jasa Anda luar-dalam. Sebelum menyusun presentasi, pastikan Anda mengetahui semua fakta dari produk atau jasa yang akan ditawarkan, dan apa kegunaannya bagi calon pelanggan. Apa masalah yang biasanya dihadapi produk Anda dan apa penyelesaiannya?

2. Hindari presentasi yang generik. Presentasi generik maksudnya adalah presentasi yang persis seragam tanpa memedulikan audiens Anda. Sebaiknya presentasi Anda unik dan tepat sasaran bagi audiens saat itu.

3. Gunakan cerita dalam presentasi Anda. Mungkin lelucon atau pengalaman pribadi. Gunakan ini untuk menggaet emosi audiens.

4. Gunakan bahasa yang sederhana. Usahakan Anda jelas dan mudah dimengerti. Hilangkan segala jargon dari presentasi Anda, kecuali istilah yang memang sudah lazim di industri Anda. Jangan berasumsi pembeli otomatis tahu apa yang Anda katakan, karena itu bahasa yang sederhana adalah lebih baik.

5. Pendek saja. Poin-poin yang terpenting sebaiknya sudah dikemukakan di menit pertama. Lewat dari titik ini calon pelanggan mungkin sudah kehilangan minat bila dia sudah memutuskan untuk tidak membeli. Presentasi Anda memang akan lebih dari satu menit. Semoga Anda bisa mendapatkan 15-30 menit, tergantung dari jenis produk atau jasanya; luangkan cukup waktu untuk bercakap-cakap. Tetapi pastikan Anda menyampaikan poin-poin penting di bawah ini sesegera mungkin. These include:
Nama perusahaan Anda (atau nama Anda bila Anda berusaha sendiri)
Produk atau jasa yang Anda sediakan
Faktor "Apa untungnya untuk saya?": sampaikan apa yang didapat pembeli jika membeli produk Anda.

6. Jelaskan bagaimana keuntungannya bagi si pembeli. Ini adalah salah satu faktor kunci dalam presentasi penjualan yang baik. Pelanggan belum tentu tertarik mendengar berapa banyak penghargaan yang sudah dimenangkan produk Anda, atau berapa jumlah toko Anda. Pelanggan ingin mengetahui bagaimana produk atau jasa Anda bisa membuat hidup mereka lebih baik atau bisnis mereka makin maju.

7. Bedakan diri Anda dari para pesaing. Jelaskan apa bedanya produk atau jasa Anda dibanding lainnya yang mirip. Konsentrasi pada keunikan produk Anda atau cara pelayanan Anda yang lebih pribadi.

8. Alirkan presentasi seperti percakapan. Hal penting dalam presentasi adalah membangun komunikasi dua arah dengan audiens. Mungkin Anda sudah tahu apa kebutuhan mereka karena Anda sudah riset. Tetapi Anda tetap harus memberikan mereka kesempatan bercerita dan menjelaskan apa bedanya keadaan mereka.
Kalau Anda tak nyaman melibatkan audiens Anda di tengah presentasi maka luangkan waktu untuk tanya jawab di akhir presentasi. Ini kesempatan bagi audiens untuk bertanya dan mendapatkan informasi lebih lanjut.

9. Siapkan jawaban untuk segala keberatan. Pelanggan Anda mungkin akan memberi alasan untuk menolak presentasi Anda. Anda harus siap menjawab keberatan-keberatan tersebut. Buatlah daftar 10 alasan utama calon pelanggan akan menolak atau merasa tak perlu produk Anda. Siapkan jawaban untuk tiap alasan tersebut.

10. Hati-hati dengan bantuan visual. Bagi sebagian orang, bantuan visual seperti presentasi Power Point berguna agar lebih berfokus dan supaya ada demonstrasi atau peragaan visual untuk memperlihatkan kegunaan atau fitur tertentu dari produk. Tetapi bantuan visual juga bisa memecah konsentrasi, terutama bagi si pemberi presentasi. Bisa saja Anda malah jadi sekadar membaca tulisan di lembaran presentasi tanpa bercakap-cakap dengan audiens

11. Peragakan produk Anda. Kalau produk Anda bisa diperagakan, misalnya pisau tajam yang bisa memotong tali atau penghilang noda yang bisa membersihkan noda tinta, maka lakukan peragaan selama presentasi.

12. Sempurnakan presentasi Anda. Setelah menuliskan presentasi Anda, coba edit sehingga lebih singkat, perjelas maksudnya, dan buat kata-katanya lebih dinamis. Hilangkan bagian yang tidak relevan untuk audiens yang saat ini Anda targetkan.


Bagian 3, Persiapan Menyampaikan Presentasi

1. Latih presentasi Anda. Latihlah presentasi Anda ke teman atau rekan kerja. Tanyakan apa yang sudah jelas dan apa yang tidak. Perbaiki presentasi Anda lalu ulangi lagi untuk melihat apakah ada kemajuan.

2. Konfirmasi waktu dan lokasi. Sehari atau dua hari sebelum hari pertemuan telepon atau kirim surel ke pelanggan Anda untuk mengonfirmasikan janji Anda. Pastikan mereka masih ada waktu untuk benar-benar menyimak presentasi Anda.
Konfirmasikan juga siapa saja yang ikut hadir. Apakah CEO perusahaan juga ikut hadir? Apakah ada orang dari divisi lain juga?

3. Tidur cukup semalam sebelumnya. Mungkin Anda gugup untuk melakukan presentasi, tetapi dengan tidur cukup Anda bisa tampil dengan energi dan konsentrasi penuh.

4. Berpakaian secara profesional. Berikan kesan profesional pada pelanggan Anda. Penampilan Anda bisa meyakinkan bahwa Anda bertanggung jawab dan bisa menyediakan produk atau jasa secara tepat waktu. Jas kerja adalah pakaian yang paling sesuai.
Perhatikan norma di industri yang akan Anda hubungi, bukan hanya norma-norma Anda sendiri. Kalau Anda biasa kerja lapangan dan agak kotor tetapi Anda akan presentasi ke orang yang biasa kerja kantoran, maka kenakan pakaian selayaknya orang kantoran.

5. Datang lebih awal. Berangkatlah lebih awal sehingga cukup waktu mencari jalan ke lokasi presentasi. Ini juga untuk memastikan Anda ada waktu untuk memeriksa penampilan Anda, minum segelas air, dan menenangkan diri sebelum membawakan presentasi.


Bagian 4, Menyampaikan Presentasi Anda

1. Jangan tampak gugup. Menyampaikan presentasi memang menegangkan, apalagi jika ini pertama kali bagi Anda, atau mungkin ini untuk kontrak yang sangat penting. Tetapi Anda perlu menampilkan rasa percaya diri, jadi tarik nafas dalam-dalam dan jangan buru-buru.

2. Tunjukkan bahasa tubuh yang positif. Perhatikan postur Anda dan sebisanya jangan gelisah. Rileks saja. Berbicaralah dengan penuh antusias dan otoritas, tetapi tetap bersahabat.

3. Jaga kontak mata. Anda bisa mempertahankan perhatian orang pada Anda jika ada kontak mata. Ini juga bisa membuat orang merasa Anda benar-benar berfokus pada dirinya dan reaksinya atas apa pun yang Anda katakan. Pandangi mata pelanggan Anda dengan ramah selama bercakap-cakap.

4. Sampaikan presentasi dengan tempo yang benar. Perhatikan pelanggan Anda selama presentasi. Jangan cuma presentasi lalu pergi. Siapkan diri untuk mendengar pelanggan selama presentasi, atau menjawab pertanyaan di tengah presentasi

5. Ajukan pertanyaan. Selagi presentasi penjualan, mungkin pelanggan Anda makin mengerti kegunaan produk atau jasa Anda. Ajukan pertanyaan selama presentasi sehingga Anda lebih paham kebutuhan pelanggan. Siapkan pertanyaan yang juga mendorong pelanggan agar memakai produk atau jasa Anda.
Bercakap-cakaplah dengan pelanggan, tanyakan keperluan mereka dan pengalaman memakai produk yang mirip.


Bagian 5, Menutup Presentasi Anda

1. Jelaskan langkah-langkah selanjutnya untuk pembeli. Setelah selesai presentasi dan menjawab pertanyaan pelanggan, selanjutnya Anda perlu mengarahkan langkah-langkah selanjutnya. Mungkin Anda bisa membuat janji untuk tindak lanjut setelah pelanggan sudah sempat menimbang-nimbang. Bisa juga memberikan masa uji coba gratis. Tetapi yang terpenting adalah menjaga hubungan dan jangan hilang begitu saja.
Contoh, jika Anda menawarkan jasa periklanan, mungkin penutup presentasi Anda bisa seperti ini: "Seperti kata Anda Pak X, perusahaan Anda perlu pengenalan merek lebih dan klien baru. Solusi pemasaran kami bisa membuat merek Anda lebih dikenal. Kalau boleh, saya ingin memberi tahu prosedur memasang iklan lewat perusahaan kami..." Ini cara sederhana untuk secara tak langsung bertanya, "Apakah Anda berminat?"

2. Negosiasi dengan pelanggan. Mungkin Anda perlu bernegosiasi dengan pelanggan. Kalau pelanggan awalnya menolak produk atau jasa Anda, Anda bisa mengusahakan mendapatkan "Ya" atau "Mungkin" lewat negosiasi. Pertimbangkan untuk memberikan sampel atau masa uji coba gratis. Atau kalau Anda menawarkan jasa, coba tawarkan servis gratis atau diskon selama masa uji coba

3. Terima penolakan dengan lapang dada. Jika pelanggan menolak produk atau jasa Anda, dan mereka tak berubah pikiran setelah negosiasi, hormati keputusan mereka. Terima penolakan dengan lapang dada dan berterimakasihlah atas waktu yang sudah diberikan.

4. Mintalah rujukan/referral. Kalau Anda benar memilih calon pelanggan yang representatif terhadap industrinya maka kemungkinan besar ia memiliki kenalan yang bisa diusahakan menjadi calon pelanggan juga. Ini akan mengembangkan jaringan dan reputasi Anda.

Sumber :
http://blogs salesforce com/company/2014/02/how-to-make-good-sales-pitch.html
http://www effectivemeetings com/presenting/delivery/sales.asp

2 Metode Cara Bernegosiasi

Baik untuk membeli rumah, menyelesaikan perselisihan tagihan telepon seluler, mendapatkan lebih banyak mil penumpang setia (frequent flier miles), tawar menawar di China, atau melunasi kartu kredit Anda, prinsip-prinsip dasar dalam bernegosiasi adalah sama. Ingatlah bahwa negosiator yang paling ahli dan paling berpengalaman sekalipun akan merasa tidak nyaman pada saat negosiasi. Bedanya adalah negosiator yang ahli telah belajar cara mengenali, dan menyembunyikan tanda-tanda yang muncul akibat dari perasaan semacam ini.

Metode 1
Mengantisipasi Taktik Negosiasi

1. Tentukan titik impas Anda. Dalam hal keuangan, titik impas adalah jumlah terkecil atau harga termurah yang sanggup Anda terima dalam suatu transaksi. Dalam hal non-keuangan, titik impas adalah “kemungkinan terburuk” yang Anda sanggup terima sebelum pergi meninggalkan meja negosiasi. Tidak mengetahui titik impas dapat mengakibatkan Anda menerima kesepakatan yang kurang menguntungkan.
Jika Anda mewakili orang lain dalam suatu negosiasi, buatlah kesepakatan dengan klien Anda secara tertulis terlebih dahulu. Jika tidak, manakala Anda menegosiasikan suatu kesepakatan, dan klien Anda memutuskan bahwa mereka tidak menyukainya sama sekali, kredibilitas Anda yang menjadi taruhannya. Persiapan yang cukup akan dapat menghindarkan terjadinya hal-hal ini.

2. Ketahuilah berapa nilai Anda. Apakah yang Anda tawarkan itu sulit untuk didapatkan, ataukah malah mudah untuk didapatkan? Jika yang Anda miliki adalah jarang atau berharga, Anda memiliki posisi tawar yang lebih baik. Seberapa butuhkah pihak lain terhadap Anda? Jika mereka lebih membutuhkan Anda daripada Anda terhadap mereka, Anda memiliki posisi tawar yang lebih baik, dan dimungkinkan untuk meminta lebih banyak hal. Namun apabila Anda lebih membutuhkan mereka daripada mereka terhadap Anda, bagaimana caranya Anda mendapatkan keuntungan yang lebih besar?
Seorang negosiator penyanderaan, misalnya, tidak menawarkan hal-hal yang istimewa, dan sang negosiator lebih membutuhkan si sandera daripada si penyandera terhadap sanderanya. Karena alasan inilah, menjadi seorang negosiator penyanderaan sangatlah sulit. Untuk menyeimbangkan kekurangan ini, sang negosiator haruslah lihai dalam menjadikan imbalan kecil nampak seperti besar, dan menjadikan janji-janji emosional sebagai senjata yang berharga.
Sebaliknya, seorang pedagang batu permata yang langka, memiliki benda yang sangat jarang ditemukan di dunia. Dia tidak membutuhkan uang dari seseorang yang khusus – hanya sejumlah uang yang banyak, itupun jika dia adalah seorang negosiator yang ulung – tapi orang-orang menginginkan batu permatanya. Ini akan menempatkan pedagang batu permata tersebut dalam posisi yang sempurna untuk menarik nilai lebih dari orang-orang yang dia ajak bernegosiasi.

3. Jangan pernah terburu-buru. Jangan menganggap enteng kemampuan Anda untuk menegosiasikan apa yang diinginkan hanya dengan cara menjadi lebih sabar dibandingkan orang lain. Jika Anda memiliki kesabaran, bersabarlah. Jika Anda kurang sabar, juga bersabarlah. Yang sering terjadi dalam suatu negosiasi adalah orang menjadi bosan dan menerima posisi yang biasanya tidak mereka terima karena mereka sudah lelah bernegosiasi. Jika Anda dapat tinggal lebih lama di meja negosiasi dari orang lain, kemungkinannya Anda akan mendapatkan lebih banyak hal yang diinginkan.

4. Rencanakan bagaimana cara merancang proposal Anda. Proposal Anda adalah apa yang ditawarkan kepada pihak lainnya. Negosiasi adalah seperangkat kegiatan tukar menukar, yaitu satu pihak menawarkan suatu proposal dan pihak lain mengajukan proposal lainnya. Struktur proposal Anda dapat mengarahkan pada keberhasilan atau kegagalan.
Jika Anda menegosiasikan nyawa orang lain, proposal Anda haruslah rasional dari sejak awal; jangan sampai Anda mengorbankan nyawa orang lain. Resiko jika bertindak agresif dari awal terlalu besar.
Namun jika Anda sedang menegosiasikan gaji pertama, akan lebih menguntungkan jika meminta lebih banyak dari yang Anda harapkan. Jika sang pemberi kerja setuju, Anda akan memperoleh lebih besar dari yang diharapkan; jika sang pemberi kerja menegosiasikan untuk menurunkan gaji yang diminta, Anda teruskanlah memberi kesan seolah-olah “sedang berdarah-darah”, dengan demikian meningkatkan kemungkinan Anda mendapatkan tawaran gaji final yang lebih baik.

5. Bersiaplah untuk meninggalkan tempat negosiasi. Anda tahu titik impas Anda, dan jika yang akan diterima kemungkinannya lebih buruk dari titik impas, Anda bersedia untuk pergi meninggalkan tempat negosiasi. Anda mungkin akan dipanggil kembali oleh pihak yang lainnya, tapi jika tidak dipanggil kembali maka Anda harus puas dengan upaya yang telah Anda lakukan.


Metode 2
Bernegosiasi

1. Tergantung pada situasinya, berikan penawaran yang jauh lebih baik dari titik impas. Buka penawaran Anda pada posisi yang dapat dipertahankan secara berkelanjutan (yang paling dapat Anda berikan penjelasannya secara logis). Minta apa yang Anda inginkan, kemudian tambahkan. Memulai dengan penawaran yang tinggi adalah hal yang penting karena besar kemungkinan Anda akan bernegosiasi untuk penawaran yang lebih rendah. Jika tawaran Anda terlalu dekat dengan titik impas, maka Anda tidak akan memiliki jarak batasan tawar menawar yang cukup untuk diberikan kepada pihak lain sebagai suatu cara memberikan kepuasan.
Jangan takut membuat penawaran yang berlebihan. Anda tidak akan pernah tahu – mungkin saja Anda akan mendapatkannya! Dan apa kemungkinan terburuknya? Mereka mungkin mengira Anda angkuh, atau delusional; tapi mereka juga akan tahu bahwa Anda memiliki keberanian, dan Anda menilai tinggi diri sendiri, waktu, dan uang Anda.
Apakah Anda khawatir akan menghina mereka, khususnya jika memberikan penawaran yang terlalu rendah ketika hendak membeli sesuatu? Ingatlah bahwa ini adalah bisnis, dan jika mereka tidak suka dengan tawaran Anda, mereka selalu dapat memberikan tawaran balik. Beranilah. Jika Anda tidak mengambil untung dari mereka, ingatlah bahwa mereka akan mengambil untung dari Anda. Tindakan bernegosiasi adalah tindakan yang saling dan secara bersama-sama mengambil keuntungan oleh satu pihak dengan pihak lainnya.

2. Berkelilinglah ke toko-toko lain, dan bawalah bukti. Jika Anda membeli mobil dan Anda tahu bahwa diler lain menjual mobil yang sama dengan harga lebih murah $200, beritahukanlah hal ini kepada mereka. Beritahukanlah kepada mereka nama diler dan wiraniaganya. Jika Anda menegosiasikan gaji dan Anda telah melakukan riset besaran gaji yang diterima oleh orang lain dengan posisi yang setara di wilayah sekitar Anda, cetak statistiknya dan bawalah. Ancaman kehilangan bisnis atau kesempatan, bahkan meskipun bukan hal yang serius, dapat membuat orang mau berkompromi.

3. Gunakan kesunyian. Saat pihak lainnya mengajukan proposal, jangan balas dengan segera. Gunakan bahasa tubuh Anda untuk menunjukkan bahwa Anda tidak puas. Ini akan membuat pihak lain merasa tidak nyaman dan aman, dan seringkali memaksa mereka mengajukan tawaran yang lebih baik untuk mengisi kesunyiannya.

4. Tawarkan pembayaran di muka. Pembayaran di muka selalu disukai oleh penjual, khususnya pada keadaan dimana sebagian besar orang tidak membayar di muka (maksud kami adalah kalian para diler mobil). Sebagai pembeli, Anda dapat juga menawarkan pembelian dalam jumlah besar, bayar di muka untuk beberapa produk atau jasa, sebagai imbalan dari diskon..
Salah satu taktiknya adalah masuk dalam negosiasi dengan cek yang sudah ditulis sebelumnya; tawarkan untuk membeli produk atau jasa dengan jumlah yang tertulis di cek, dan katakan bahwa jumlah itu adalah tawaran terakhir Anda. Mereka mungkin saja menerimanya, karena godaan pembayaran langsung sangatlah sulit untuk ditolak.
Terakhir, membayar secara tunai daripada membayar dengan cek atau kartu kredit dapat menjadi alat negosiasi yang efektif karena dengan uang tunai akan mengurangi resiko bagi si penjual (contoh cek kosong, atau kartu kredit ditolak).

5. Jangan memberikan hal-hal tanpa menerima timbal balik. Jika Anda memberikan suatu hal "dengan gratis", Anda secara implisit memberitahukan kepada pihak lain bahwa posisi tawar menawar Anda lemah. Seseorang yang ahli tawar menawar bisa mencium bau darah dan berenang mendatangi Anda bagaikan ikan hiu di lautan.

6. Minta sesuatu yang berharga bagi Anda tapi tidak begitu bernilai bagi pihak lain. Jika kedua belah pihak merasa ada di pihak yang menang dalam suatu negosiasi, itu adalah hal yang baik. Bertolak belakang dengan anggapan masyarakat umum, negosiasi tidaklah harus menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak yang lain. Jika Anda pintar, Anda bisa kreatif akan apa yang Anda minta.
Misalnya Anda berbisnis dengan pengusaha minuman anggur, dan pengusaha minuman anggur tersebut menawarkan Rp.1.200.000,- supaya Anda mau bekerja di perusahaannya. Anda menginginkan Rp.1.800.000,-. Mengapa tidak menawarkan kepada pengusaha minuman anggur supaya Anda dibayar Rp.1.200.000,- dan berikan kepada Anda minuman anggur seharga Rp.900.000,-? Minuman anggur itu seharga Rp.900.000,- bagi Anda karena itulah harga yang harus dibayar jika Anda membelinya, tapi bagi pengusaha minuman anggur biaya untuk memproduksi sebotol minuman anggur jauh lebih kecil dari Rp.900.000,-.
Atau, Anda dapat meminta kepada mereka diskon sebesar 5% atau 10% untuk seluruh minuman anggur produksi mereka. Dengan anggapan bahwa Anda rutin membeli minuman anggur, Anda akan menghemat uang, dan mereka akan tetap mendapatkan keuntungan dari pembelian minuman anggur Anda (hanya saja tidak sebesar keuntungan biasanya).

7. Tawarkan atau mintalah hal-hal tambahan. Bisakah Anda mempermanis suatu kesepakatan, baik itu untuk meminta atau menawarkan dengan suatu cara yang akhirnya akan dapat mempermanis kesepakatannya? Hal-hal tambahan atau pemberian kemudahan mungkin saja murah untuk diberikan tapi dapat mendorong kesepakatan menjadi lebih dekat ke tahapan yang "manis".
Terkadang, menawarkan banyak insentif kecil dibandingkan dengan menawarkan satu insentif besar, dapat membuat tawaran Anda menjadi seolah-olah memberi banyak padahal kenyataannya tidaklah demikian. Berhati-hatilah dengan hal ini, baik dalam hal menerima maupun memberikan insentif.

8. Selalu berikan sedikit pendorong kesepakatan. Pendorong adalah kenyataan atau argumen yang dapat Anda pergunakan ketika Anda merasakan bahwa pihak yang lain sudah sangat dekat dengan suatu kesepakatan tapi masih membutuhkan sedikit dorongan terakhir. Jika Anda seorang broker dan klien Anda hendak melakukan pembelian di minggu ini baik si penjualnya mau ataupun tidak, ini adalah pendorong kesepakatan yang besar: klien Anda memiliki batasan waktu yang sebaiknya dipenuhi oleh si penjual, dan Anda dapat membujuk si penjual dengan mengatakan bahwa sangatlah penting untuk tidak melampaui batasan waktu tadi.

9. Jangan biarkan masalah pribadi menghambat negosiasi. Sering terjadi, negosiasi terhambat karena salah satu pihak memiliki masalah pribadi dan tidak bisa lepas darinya, memundurkan kembali perkembangan yang sudah dicapai pada tahapan awal negosiasi. Cobalah untuk tidak menjadikan proses negosiasi sebagai masalah pribadi, menjadikan proses negosiasi sebagai sesuatu yang merusak ego atau harga diri sendiri. Jika orang yang Anda ajak negosiasi itu kasar, sangat agresif, atau menyerang, ketahuilah bahwa sesungguhnya Anda dapat meninggalkan negosiasi tersebut kapan pun.


Tips
  • Perhatikan bahasa tubuh Anda - seorang negosiator unggul akan memperhatikan sinyal non-verbal, yang mungkin menunjukkan perasaan Anda yang sesungguhnya.
  • Hindari penggunaan bahasa lembut yang membuat diri Anda rentan. Misalnya, "harganya -sekitar- Rp.1.500.000,-" atau "Saya menginginkan Rp.1.500.000,-". Tegaslah dalam proposal Anda - "Harganya Rp.1.500.000,-." atau "Rp.1.500.000,- untuk Anda."
  • Jika mereka mengejutkan Anda dengan penawaran yang cukup menggoda, jangan memperlihatkan bahwa Anda sebenarnya hanya mengharapkan yang kurang dari itu.
  • Persiapan adalah 90% dari negosiasi. Kumpulkan sebanyak mungkin informasi akan tawarannya, evaluasi semua variabel kuncinya, dan pahami apa yang bisa Anda perdagangkan.
  • Bahkan jika Anda merasa tidak yakin, bicaralah dengan penuh keyakinan, lebih keras dari biasanya dan berikan kesan bahwa Anda telah sering melakukan hal ini beberapa kali sebelumnya; ini bisa menghasilkan kesepakatan dengan orang-orang yang belum berpengalaman.
  • Jika pihak lainnya memberikan penawaran yang sama sekali tidak masuk akal, jangan bernegosiasi. Katakan pada mereka untuk tetap mempertimbangkan Anda jika mereka mau menurunkan harga (atau apapun). Bernegosiasi ketika mereka jauh dari batas kewajaran menyebabkan Anda terlalu jauh di posisi yang lemah.
  • Selalu lakukan penyelidikan menyeluruh akan lawan negosiasi Anda. Kumpulkan informasi secukupnya tentang mereka sehingga Anda tahu tawaran mereka yang mungkin paling bisa diterima. Gunakan informasi ini saat Anda bernegosiasi.
  • Jangan bernegosiasi setelah menerima panggilan telepon yang tidak terjadwalkan. Pihak lain siap tapi Anda tidak. Sampaikan bahwa Anda saat ini tidak dapat berbicara dan minta dijadwalkan ulang. Ini akan memberikan Anda waktu untuk merencanakan ke depan mengenai tanggapan apa yang akan diberikan atas pertanyaan-pertanyaan dan melakukan sedikit penelitian.
  • Use tools to reduce miscommunication and increase transparency. Online tools, including simple graph creators, such as QuickCompromise.com, can be very useful in negotiations.
  • Peringatan
  • Jangan pernah bicarakan tentang angka atau harga yang mereka inginkan, karena secara alam bawah sadar, itu berarti Anda menyetujui mereka - bicarakanlah hanya tentang angka yang Anda inginkan.
  • Kegetiran merupakan pembunuh kesepakatan. Orang-orang akan menolak kesepakatan hanya karena mereka sedang mengalami suasana hati yang buruk. Inilah alasan mengapa perceraian dapat berlarut-larut selama bertahun-tahun. Hindarilah permusuhan dengan cara apapun. Bahkan jika sudah pernah ada permusuhan di masa lalu, mulailah kembali hubungan dengan semangat, positif, jangan menggerutu.
  • Jika bernegosiasi untuk pekerjaan, jangan serakah atau Anda akan dipecat – dan ini membuat Anda menerima lebih rendah daripada gaji sebelumnya.

Sumber : http://www brodow com/Articles/NegotiatingTips.html

Menjual Ide Bisnis

Penemu dan orang-orang bisnis kreatif selalu menciptakan ide-ide baru tentang cara melakukan sesuatu atau mengembangkan produk yang akan membuat hidup lebih mudah. Penting mengetahui cara melindungi ide dan cara sukses memasarkannya agar menjadi kenyataan. Jangan mencoba menjual ide agar menjadi mesin uang, yang terpenting adalah menciptakan nilai ide yang tidak dapat ditiru orang lain.

Bagian 1, Menyempurnakan Ide
1. Lakukan penelitian tentang Usaha (Industri) Anda. Kelayakan ide bergantung pada keunikan, kebaruan, dan relevansinya. Bicaralah dengan pakar industri yang Anda kenal secara pribadi atau melalui jaringan profesional, bacalah jurnal profesional, dan kejarlah berita industri terbaru. Anda harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apakah seseorang sudah melaksanakan ide saya? Jika mereka tidak berhasil, apakah versi saya lebih baik?
Hal-hal apa yang dikhawatirkan oleh industri kompetitor terbaik?
Seberapa besar keuntungan dan pasar industri ini?
Seberapa cepat industri ini membuat keputusan dan berubah?
Apa saja industri lain atau produk yang terkait dengan industri ini?
Apakah saya menyukai industri ini? Layakkah untuk waktu saya?

2. Kenalilah ide Anda luar dan dalam. Dengan menguliti ide Anda, Anda membuat produk yang lebih konsisten dan realistis untuk dijual. Buatlah daftar jawaban dari pertanyaan di bawah ini. Gunakan jawaban Anda sebagai dasar untuk menjual ide Anda.
Masalah yang Anda pecahkan: Apa masalah yang ide Anda atasi? Berapa banyak orang yang mendapat manfaat dari ide Anda? Apa solusi lain yang ada saat ini?
Kekuatan dan kelemahan ide: Mengapa ide Anda lebih baik? Apa yang Anda butuhkan agar ide Anda sukses? Mengapa ide Anda bisa gagal?
Peluang dan ancaman terhadap ide Anda: Seberapa besar pasar untuk ide Anda? Seberapa menguntungkan ide Anda? Siapa pesaing Anda?

3. Ketahuilah hukum yang berlaku. Ide Anda harus legal untuk bisa dijual agar orang lain dapat membelinya. Hubungi Hak Kekayaan Intelektual dan pengacara paten untuk memahami cara menggunakan hukum untuk melindungi dan menjual ide Anda. Pengacara dapat membantu Anda mendapatkan:
Perjanjian kerahasiaan, yang melarang individu berbagi informasi yang Anda berikan pada mereka.
Status "paten tertunda", yang memungkinkan Anda mempertahankan ide dalam jangka waktu pendek saat Anda mencoba menjualnya.

4. Lakukan uji coba pada ide Anda. Langkah ini akan membuktikan apakah produk Anda dapat dieksekusi dan bernilai sesuatu. Uji coba juga akan menunjukkan cara meningkatkan ide Anda agar menjadi produk yang menguntungkan. Tergantung pada ide Anda, uji coba bisa berarti apapun mulai dari iterasi pada prototipe fungsional untuk memulai usaha kecil di kota asal Anda.
Buatlah jadwal untuk diri sendiri. Apakah Anda ingin mendapatkan hasil uji coba ini dalam beberapa hari? Beberapa tahun?
Gunakan kesalahan sebagai kesempatan untuk meningkatkan ide Anda. Apakah ada hal yang perlu diperbaiki? Jika demikian, perbaikilah sekarang, atau pahamilah mengapa Anda tidak dapat memperbaikinya, sebelum menjualnya.
Rekamlah kesalahan Anda dan bagaimana Anda belajar dari hal tersebut: buku catatan penemu dapat menjadi bukti bahwa ide dan setiap pengulangannya secara hukum merupakan milik Anda, serta memberikan riwayat dan konteks untuk ide Anda.
Meskipun Anda pikir ide Anda bagus, cobalah mencari tahu apakah Anda dapat membuat ide yang lebih baik. Jika tidak, Anda dapat menjelaskan kepada orang lain bahwa Anda memiliki ide terbaik.

Bagian 2, Mendapatkan Klien
1. Buatlah konsep kasar presentasi penjualan Anda. Presentasi penjualan adalah cerita di balik ide Anda dan maknanya. Presentasi penjualan yang Anda sampaikan pada akhirnya adalah percakapan dengan klien Anda, tetapi untuk sekarang ini buatlah sebuah cerita di balik ide Anda sebagai materi kerja. Anda dapat menuliskannya, membicarakannya dengan penasihat tepercaya, membuat presentasi, atau bahkan membuat kerangka cerita abstrak. Presentasi penjualan menjelaskan:
Masalah yang ingin Anda pecahkan.
Bagaimana ide Anda memecahkan masalah tersebut.
Cara menerapkan ide Anda.
Hasil yang Anda harapkan dari implementasi ini.

2. Tulislah batasan Anda. Ini adalah batasan yang tidak ingin Anda langkahi dalam menjual ide, termasuk harga reservasi dan jumlah keuntungan paling sedikit yang dapat Anda peroleh sebelum menolak kesepakatan. Batas keras mungkin termasuk
Waktu: berapa banyak waktu yang rela Anda dedikasikan untuk ide ini?
Industri: apakah ada perusahaan atau industri yang Anda tidak bersedia bekerja sama dengannya?
Keuangan: seberapa sedikit uang yang Anda rela dapatkan, dan seberapa banyak uang yang rela Anda keluarkan?
Nilai: ide dan keyakinan apa yang rela Anda ubah dalam rangka menjual ide Anda? Apakah Anda peduli tentang dampak, keuntungan, atau relevansi ide Anda?

3. Mulailah membuat daftar pembeli potensial. Anda dapat menemukan mereka dari mulut ke mulut, riset daring, hubungan industri, dan hubungan pribadi.
Buatlah daftar pembeli potensial yang lebih panjang kalau-kalau Anda harus mengulang dan dan menyesuaikan strategi Anda
Tetaplah membuka pikiran. Lihatlah perusahaan yang sedang tumbuh atau gagal. Gunakan koneksi pribadi untuk membuka percakapan dengan pembeli.
Tentukan apakah Anda berencana untuk menjual satu kali ide untuk satu pembeli atau beberapa kali ide untuk pembeli bersaing.

4. Lakukan penelitian mengenai daftar pembeli dan sesuaikan dengan kebutuhan. Hubungan pribadi sangat membantu, termasuk pakar industri yang membantu Anda di awal proses. Pemasaran lewat telepon atau surel juga efektif. Dengarkan pendapat orang-orang yang menolak produk Anda dan lihat apakah Anda perlu meningkatkan produk atau menargetkan pembeli yang berbeda.

5. Bersikaplah gigih. Menjual adalah pekerjaan yang sulit, dan menjual ide awal jauh lebih sulit. Terutama ketika Anda mencoba menjual kepada orang asing atau perusahaan besar, Anda harus terus berusaha menjual ide Anda bahkan dalam menghadapi penolakan.

6. Aturlah pertemuan. Setelah Anda melakukan kontak dengan pembeli yang tertarik (baik individu maupun perusahaan), Anda dapat berkomunikasi lebih lanjut tentang ide Anda dan nilainya. Pertemuan ini harus secara pribadi, atau lewat video chat jika memungkinkan, dan akan menjadi kesempatan bagi Anda untuk mulai menjual produk Anda.
Jadwalkan pertemuan pada waktu dan tempat yang netral dan tepat. Ini bisa di mana saja, mulai dari ruang konferensi di gedung perusahaan sampai kedai kopi.
Jadwalkan waktu sehingga Anda dapat tiba tepat waktu dan siap.

Bagian 3, Mempersiapkan Penjualan
1. Lakukan riset sebanyak mungkin mengenai pembeli tertentu. Cari tahulah sebanyak mungkin informasi tentang pembeli Anda, sehingga Anda dapat menyampaikan dari perspektif pembeli saat menjual ide Anda. Cari tahulah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apa pasar dan harga awal pembeli ini ?
Siapa pesaing pembeli ini?
Apa yang pembeli ini inginkan dalam 5-10 tahun ke depan?
Apa kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pembeli ini?

2. Dapatkan semua dokumen dan bahan yang diperlukan untuk pertemuan Anda. Hal ini dapat mencakup:
Perjanjian kerahasiaan atau dokumen hukum sejenis.
Buku catatan penemu atau bukti konsep lainnya.
Dokumen bisnis dan operasi yang menunjukkan proyeksi profitabilitas, ukuran pasar, biaya pelaksanaan, dan manfaat lain bagi pembeli.

3. Latihlah presentasi penjualan Anda. Kembalilah menulis ide-ide tentang produk Anda, dan buatlah penjelasan dan argumen yang fleksibel tentang produk Anda. Presentasi penjualan yang sebenarnya berupa percakapan, bukan presentasi. Berlatihlah menggabungkan perspektif pembeli yang unik ke dalam argumen mengenai ide Anda.
Berlatihlah dengan suara keras dan dengan seorang teman.
Berlatihlah dengan bahan yang tepat. Jika Anda membutuhkan dokumen nilai pasar, harapan pertumbuhan, contoh iklan, gambar produk lengkap, atau dokumen hukum secara detail, gunakanlah selama latihan.
Berlatihlah sampai Anda yakin telah menguasai materi dan dapat memanipulasi percakapan dinamis dengan nyaman. Berpidato tidaklah menarik, namun sesi tanya jawablah yang menarik.
Secara khusus, latihlah keterampilan negosiasi Anda.

4. Ingatlah lagi batasan Anda. Apakah Anda melangkahi atau berada sangat dekat? Apakah batasan Anda berubah? Jika demikian, definisikan ulang batasan Anda sebelum pertemuan sehingga Anda dapat membuat keputusan yang baik selama pertemuan.


Bagian 4, Melakukan Penjualan
1. Kenakan pakaian yang tepat. Kenakan pakaian yang mirip dengan pembeli Anda, atau yang menyampaikan produk Anda. Tunjukkan bahwa Anda memahami klien dan produk Anda.
Lihatlah di internet. Apakah direktur perusahaan ini mengenakan celana jeans di foto laman awal? Jika demikian, Anda mungkin juga dapat mengenakan celana jeans.
Jika mungkin, periksalah tempat pertemuan sebelum pergi ke sana. Apakah orang lain berpakaian bisnis kasual? Pertimbangkan untuk berpakaian bisnis kasual.
Pikirkan tentang dampak dari ide dan produk Anda. Apakah Anda mempresentasikan penjualan produk sebagai alat yang tajam untuk ahli industri yang paling profesional di perusahaan-perusahaan yang dioperasikan secara tradisional? Jika demikian, pertimbangkan untuk mengenakan pakaian bisnis formal.

2. Datanglah tepat waktu. Ini sangat penting, tibalah setidaknya lima menit lebih awal. Berilah diri Anda waktu untuk perjalanan dan melihat situasi tempat pertemuan Anda di mana pun itu.
Jika Anda harus menggunakan kamar kecil, lakukan sebelum pertemuan.
Jika Anda harus mengucapkan kalimat meyakinkan untuk diri Anda, lakukan dengan baik sebelum pertemuan.

3. Bawalah dokumen dan bahan elektronik bersama Anda. Untuk menjual ide, Anda mungkin perlu beberapa bantuan alat: video, slideshow, dokumen cetak, atau media campuran lainnya. Pastikan Anda membawa semua bahan, termasuk prototipe jika perlu.

4. Jual ide Anda. Anda adalah satu-satunya suara untuk produk Anda saat ini, sehingga sikap dan kepribadian Anda akan integral dalam menjual produk Anda. Anda harus profesional dan percaya diri, seraya menampilkan jati diri dan hasrat Anda terhadap ide Anda.
Buatlah presentasi penjualan Anda sederhana dan mudah. Hindari jargon yang terlalu teknis, terutama jika pembeli Anda tidak akan memahaminya.
Ceritakan sebuah cerita dengan memasukkan nomor. Misalnya, Anda dapat menceritakan sebuah cerita tentang seorang calon konsumen yang membutuhkan produk Anda dalam kehidupan sehari-hari, kemudian tambahkan dalam statistik untuk menunjukkan berapa banyak konsumen di Eropa yang menerapkan cerita itu dan produk Anda.

5. Patuhi batasan Anda. Jika Anda tidak bisa menjual tanpa melintasi batasan, jangan takut untuk melangkah keluar. Ada pembeli lain yang bisa Anda yakinkan jika batasan Anda wajar.

6. Janganlah segera menerima tawaran. Mintalah waktu sebanyak mungkin yang menurut Anda perlukan untuk memproses penawaran tersebut sebelum menandatangani sesuatu.
Pertimbangkan dan komunikasikan dengan pembeli lain
Bacalah dokumen cetak hukum dan mintalah pengacara menelitinya.
Komunikasikan perubahan dengan pembeli. Ini membutuhkan beberapa kali pertemuan.

7. Terima atau tolaklah pembeli. Langkah ini juga membutuhkan beberapa kali pertemuan dan percakapan. Ketahuilah bahwa penolakan tidak berarti kegagalan bagi ide Anda, dan berhasil menjual tidak berarti ide Anda sukses.
Biarkan komunikasi dengan pembeli terbuka jika ada kesempatan terbuka di masa depan.
Jika kesepakatan atau penjualan berhasil, dokumentasikan dengan tanda tangan dan surat-surat resmi. Milikilah bukti penjualan dan istilah-istilah untuk Anda dan pembeli.

Tips
Mintalah saran sebanyak-banyaknya, dan dari berbagai sumber jika mungkin.
Jangan membayar di muka. Penemu sering mencoba menjual ide menggunakan perwakilan yang menagih biaya di awal untuk mewakili dan menjual ide. Layanan ini kerap kali merupakan tipuan dan penemu seringnya hanya mendapat sedikit keuntungan atau bahkan tidak sama sekali. Pasarkan ide Anda secara individual atau, jika Anda memilih perwakilan profesional, tanda tangani kontrak yang mengikat secara hukum.
Cara menjual ide bervariasi berdasarkan ide, industri, bahkan negara dan pasar.

Baca Juga : Cara Bernegosiasi dan Cara Menyampaikan Presentasi Penjualan yang Baik

Kesalahan Pengusaha di Awal Bisnis


Terburu-buru mengambil keputusan dan salah melangkah bisa membuat rencana bisnis yang sudah Anda buat jadi berantakan. Mari, belajar dari kesalahan yang paling sering dilakukan oleh para pengusaha di awal bisnis mereka.

Karena Memilih Ide Usaha Yang Tidak Bisa Dijalani
Untuk memulai bisnis, Anda harus benar-benar memiliki passion kuat pada ide usaha yang Anda cetuskan. Biasanya, banyak rintangan yang siap menghadang saat Anda memulai sebuah usaha, karena itu pilihlah usaha yang bisa membuat Anda senang sehingga tidak merasa kesulitan menjalaninya.

Tanpa Memperhitungkan Waktu dan Kesehatan
Karena menggebunya menjalankan bisnis, banyak pengusaha mengabaikan waktu dan kesehatan. Mereka bekerja tanpa mengenal jam dan tidak mempedulikan kesehatan. Untuk menjalankan bisnis, Anda perlu stamina prima. Ingat, di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.

Memilih Ide Usaha Dengan Modal Melebihi Kemampuan
Kita haruslah Realistis. Saat memulai bisnis, pilihlah yang sesuai dengan kemampuan finansial. Jika di awal Anda sudah mendapat gambaran akan mengalami kesulitan dalam mengumpulkan modal, maka carilah ide unik yang lebih sederhana.

Metode Pemasaran Standar
Saat ini, banyak media yang bisa Anda gunakan untuk memasarkan produk ataupun jasa yang Anda tawarkan. Pilihlah strategi marketing yang berbeda. Untuk mendapatkan brand awareness, masyarakat perlu sesuatu yang mudah diingat. disinilah sisi kreatif Anda akan diuji.

Bagaimana, makin tertantang untuk memulai bisnis Anda sendiri,
Bagaimana dengan Usaha Extra VCO